Jumat, 08 Juni 2012

pokok bahasan pemantulan


BAB II
METODOLOGI

2.1  Alat dan Bahan

1)      Meja Optik
2)      Rel presisi
3)      Pemegang Slide Diafragma
4)      Bola Lampu 12V, 18Watt
5)      Diafragma 5 celah
6)      Tumpukan Berpenjepit
7)      Cermin Kombinasi
8)      Lensa f = 100mm Bertangkai
9)      Penyambung Presisi
10)  Kabel merah
11)  Kabel Hitam

2.2  Langkah Kerja
1.      Letak meja optik (yertas) di atur agar berkas cahaya yang tengah berhimpit dengan garis pada yertas.
2.      Berkas-berkas sinar yang tampak digambar dengan menggunakan mistar dan pensil (jika ada, gunakan pensil berwarna).
3.      Cermin cekung dihadapkan ke sumber cahaya (usahakan sinar pantul berhimpit dengan sinar datang) lalu garis permukaan cermin.
4.      Sinar-sinar pantul ditandai dengan tanda silang, lalu permukaan cermin digambar.
5.      Cermin kombinasi disingkirkan, lalu sinar-sinar pantul digambar (tempelkan gambar pada kolom hasil pengamatan).
6.      Langkah kedua sampai kelima diulangi dengan permukaan cermin cembung yang menghadap sumber cahaya dengan menggunakan kertas baru.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Data

A.    Pemantulan cahaya pada bidang cekung
No_thing165

B.     Pemantulan cahaya pada bidang cembung


No_thing164









3.2  Pembahasan

Pada percobaan tentang pemantulan cahaya pada bidang lengkung ini ada dua percobaan yang dilakukan yaitu pemantulan pada cermin cekung dan cermin cekung. Dalam percobaan yang dilakukan ini dengan tujuan untuk mengetahui pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cembung.
Hal pertama yang dilakukan tentunya adalah menyiapkan alat-alat pratikum. Alat-alat tersebut antara lain: rel presisi, tumpukan berpenjepit, meja optik, bola lampu 12 v, lensa f=100 mm, diafragma 5 celah, kabel penghubung merah dan hitam, cermin kombinasi, mistar, pena, kertas buram, serta catu daya. Setelah alatnya lengkap, kemudian alat tersebut dipasang sesuai prosedur, pertama yaitu memasang sumber cahaya lalu di depannya di letakkan lensa f=100mm dengan jarak 10 cm dari sumber cahaya. Kemudian diletakkan diafragma 5 celah di depan lensa f=100mm dengan posisi tertentu dengan cahaya tampak jelas. Selanjutnya adalah diletakkan meja optik dengan jarak tertentu. Setelah semua alat tersebut dipasang, lalu hal yang dilakukan selanjutnya adalah meletakkan kertas di atas meja optik kemudian menghidupkan catu daya sebesar 12 volt. Selanjutnya yaitu meletakkan cermin kombinasi cermin cekung dan kemudian cermin cembung. Dan langkah terakhir yaitu mengamati serta mengambar sifat cahaya yang di terima dan dipantulkan. Sifat pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cembung dari hasil percobaan dijelaskan sebagai berikut :

A.    Cermin cekung
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya atau konvergen. Hal ini terlihat dari hasil percobaan, sinar yang dating menuju permukaan cermin cekung kemudian dipantulkan menuju titik focus sehingga pemantulan cahaya bersifat mengumpul dan sebelum menuju titik fokus, pantulan cahaya membentuk sudut pada permukaan cermin. Hal tersebut bisa diperhatikan pada gambar dibawah ini.
Pada gambar di atas bahwa Cermin cekung memiliki sifat convergen atau mengumpulkan sinar terlihat bahwa sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan dengan sinar pantul menuju ke titik fokus. Titik fokus pada cermin cekung besarnya setengah kali dari jari jari kelengkungan cermin, karena cermin cekung adalah sebagai busur atau juring dari bangun bola. maka sinar istimewa yang terbentuk adalah
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus

 2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama

3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama


B.  Cermin cembung
Dari hasil percobaan pada cermin cembung bahwa ceremin ini bersifat menyebarkan cahaya pantul atau divergen. Sinar yang datang menuju permukaan cermin cembung akan dipantulkan dengan arah yang menyebar sehingga pantulan cahaya satu sama lain dengan titik yang dituju saling menjauhi. Hal ini berbeda dengan cermin cekung yang bersifat terpusat pada titik fokus. Hal ini dapat di lihat seperti gambar dibawah ini.


 Pada cermin cembung pemantulan cahaya membentuk titik fokus pada bagian belakang cermin. Hal ini dapat digambarkan dengan menarik garis lurus sinar pantul ke bagian belakang cermin. Garis hayal ini akan mewakili sinar pantul pada bagian belakang cermin cembung yang akan mengumpul dan memotong satu titik, yaitu titik fokus (bayangan). Dari hal ini sinar istimewa yang ditimbulkan adalah
1.      Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah sinar tersebut berasal dari titik fokus.

2.      Sinar datang menuju  titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

3.      Sinar datang menuju  pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama.

Dari kedua cermin dengan kedua permukaan yang berbeda tentunya dapat kita ketahui perbedaan sifat pemantulan dari kedua cermin tersebut sangat jelas. Pada cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya sedangkan pada cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya pantulan.











BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
4.1.1 Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya atau konvergen dan sifat pemantulan    cahayanya adalah
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus

 2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama

4.1.2     Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya atau divergen dengan sifat cahaya yang dipantulkan adalah
1.      Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah sinar tersebut berasal dari titik fokus
2.      Sinar datang menuju  titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3.      Sinar datang menuju  pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama

4.2  Saran
1.      Hendaknya pratikan memahami konsep percobaan yang akan dilakukan.
2.      Hendaknya praktikan lebih menguasai langkah-langkah percobaan dan materi yang diberi.
3.      Sebaiknya kelompok anggota kelompok saling berkoordinasi.



DAFTAR PUSTAKA

Darmawan . Drs. B. Teori dan Soal-Soal Fisika Edisi Kedelapan. 1989.
Jakarta : Erlangga

Giancoli ,Douglas C. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. 1998 . Jakarta : Erlangga

Hugh , Young D dang Roger A Freedman. Fisika Universita. 2002.
Jakarta : Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar