BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan
Bahan
1) Meja Optik
2) Rel presisi
3) Pemegang Slide Diafragma
4) Bola Lampu 12V, 18Watt
5) Diafragma 5 celah
6) Tumpukan Berpenjepit
7) Cermin Kombinasi
8) Lensa f = 100mm Bertangkai
9) Penyambung Presisi
10) Kabel merah
11) Kabel Hitam
2.2 Langkah
Kerja
1. Letak meja optik (yertas) di atur agar berkas cahaya
yang tengah berhimpit dengan garis pada yertas.
2. Berkas-berkas sinar yang tampak digambar dengan
menggunakan mistar dan pensil (jika ada, gunakan pensil berwarna).
3. Cermin cekung dihadapkan ke sumber cahaya (usahakan
sinar pantul berhimpit dengan sinar datang) lalu garis permukaan cermin.
4. Sinar-sinar pantul ditandai dengan tanda silang, lalu
permukaan cermin digambar.
5. Cermin kombinasi disingkirkan, lalu sinar-sinar pantul
digambar (tempelkan gambar pada kolom hasil pengamatan).
6. Langkah kedua sampai kelima diulangi dengan permukaan
cermin cembung yang menghadap sumber cahaya dengan menggunakan kertas baru.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data
A. Pemantulan
cahaya pada bidang cekung
B. Pemantulan
cahaya pada bidang cembung
3.2 Pembahasan
Pada percobaan tentang pemantulan cahaya pada bidang
lengkung ini ada dua percobaan yang dilakukan yaitu pemantulan pada cermin
cekung dan cermin cekung. Dalam percobaan yang dilakukan ini dengan tujuan
untuk mengetahui pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cembung.
Hal pertama yang dilakukan tentunya adalah menyiapkan alat-alat
pratikum. Alat-alat tersebut antara lain: rel presisi, tumpukan berpenjepit,
meja optik, bola lampu 12 v, lensa f=100 mm, diafragma 5 celah, kabel
penghubung merah dan hitam, cermin kombinasi, mistar, pena, kertas buram, serta
catu daya. Setelah alatnya lengkap, kemudian alat tersebut dipasang sesuai
prosedur, pertama yaitu memasang sumber cahaya lalu di depannya di letakkan
lensa f=100mm dengan jarak 10 cm dari sumber cahaya. Kemudian diletakkan
diafragma 5 celah di depan lensa f=100mm dengan posisi tertentu dengan cahaya
tampak jelas. Selanjutnya adalah diletakkan meja optik dengan jarak tertentu. Setelah
semua alat tersebut dipasang, lalu hal yang dilakukan selanjutnya adalah
meletakkan kertas di atas meja optik kemudian menghidupkan catu daya sebesar 12
volt. Selanjutnya yaitu meletakkan cermin kombinasi cermin cekung dan kemudian
cermin cembung. Dan langkah terakhir yaitu mengamati serta mengambar sifat
cahaya yang di terima dan dipantulkan. Sifat pemantulan cahaya pada cermin
cekung dan cembung dari hasil percobaan dijelaskan sebagai berikut :
A. Cermin
cekung
Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan bahwa cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya
atau konvergen. Hal ini terlihat dari hasil percobaan, sinar yang dating menuju
permukaan cermin cekung kemudian dipantulkan menuju titik focus sehingga
pemantulan cahaya bersifat mengumpul dan sebelum menuju titik fokus, pantulan
cahaya membentuk sudut pada permukaan cermin. Hal tersebut bisa diperhatikan
pada gambar dibawah ini.
Pada gambar di atas bahwa Cermin cekung memiliki sifat
convergen atau mengumpulkan sinar terlihat bahwa sinar datang yang sejajar sumbu
utama akan dipantulkan dengan sinar pantul menuju ke titik fokus. Titik fokus
pada cermin cekung besarnya setengah kali dari jari jari kelengkungan cermin,
karena cermin cekung adalah sebagai busur atau juring dari bangun bola. maka sinar
istimewa yang terbentuk adalah
1. Sinar
datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus
2.
Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar
datang melalui pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama
B. Cermin
cembung
Dari hasil percobaan pada cermin cembung bahwa ceremin
ini bersifat menyebarkan cahaya pantul atau divergen. Sinar yang datang menuju
permukaan cermin cembung akan dipantulkan dengan arah yang menyebar sehingga
pantulan cahaya satu sama lain dengan titik yang dituju saling menjauhi. Hal
ini berbeda dengan cermin cekung yang bersifat terpusat pada titik fokus. Hal
ini dapat di lihat seperti gambar dibawah ini.
Pada cermin
cembung pemantulan cahaya membentuk titik fokus pada bagian belakang cermin.
Hal ini dapat digambarkan dengan menarik garis lurus sinar pantul ke bagian
belakang cermin. Garis hayal ini akan mewakili sinar pantul pada bagian
belakang cermin cembung yang akan mengumpul dan memotong satu titik, yaitu
titik fokus (bayangan). Dari hal ini sinar istimewa yang ditimbulkan adalah
1. Sinar datang sejajar sumbu utama
akan dipantulkan seolah-olah sinar tersebut berasal dari titik fokus.
2. Sinar datang menuju titik
fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang menuju pusat
kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama.
Dari kedua cermin dengan
kedua permukaan yang berbeda tentunya dapat kita ketahui perbedaan sifat
pemantulan dari kedua cermin tersebut sangat jelas. Pada cermin cekung bersifat
mengumpulkan cahaya sedangkan pada cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya
pantulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan percobaan maka dapat disimpulkan
bahwa :
4.1.1 Cermin
cekung bersifat mengumpulkan cahaya atau konvergen dan sifat pemantulan cahayanya adalah
1. Sinar datang sejajar sumbu utama
akan dipantulkan melalui titik fokus
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan
sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui pusat
kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama
4.1.2
Cermin cembung
bersifat menyebarkan cahaya atau divergen dengan sifat cahaya yang dipantulkan
adalah
1. Sinar datang sejajar sumbu utama
akan dipantulkan seolah-olah sinar tersebut berasal dari titik fokus
2. Sinar datang menuju titik
fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang menuju pusat
kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama
4.2 Saran
1.
Hendaknya
pratikan memahami konsep percobaan yang akan dilakukan.
2.
Hendaknya
praktikan lebih menguasai langkah-langkah percobaan dan materi yang diberi.
3.
Sebaiknya
kelompok anggota kelompok saling berkoordinasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmawan .
Drs. B. Teori dan Soal-Soal Fisika Edisi
Kedelapan. 1989.
Jakarta :
Erlangga
Giancoli
,Douglas C. Fisika Edisi Kelima Jilid 2.
1998 . Jakarta : Erlangga
Hugh ,
Young D dang Roger A Freedman. Fisika
Universita. 2002.
Jakarta :
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar