BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita
sering melihat contoh rangkian listrik yang disusun secara seri. Misalnya
adalah lampu gedung yang hidup bersamaan atau mungkin rangkain listrik pada
lampu ruangan. Dari hal tersebut memang sudah kita ketahui bahwa itu merupakan
rangkian seri, tetapi bagaimana nilai kuat arusnya. Apakah sama dengan rangkian
parallel. Oleh karena itu kita harus mengetahui cirri dari rangkian seri ini
terutama dari kuat arus yang mengalir, kemudian tegangan dan hambatan yang dihasilkan.
Dan selanjutnya bahaimana hubungan antara ketiganya. Kuat arus, tegangan, dan
hambatan merupakan hal yang sangat berkaitan dalam suatu rangkaian listrik.
oleh karena itu pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan mengenai
hubungan kuat arus(A), tegangan(v), dan hambatan(ohm) pada rangkaian yang
disusun secara seri.
1.1 Rumusan
Masalah
Bagaimana
hubungan kuat arus, tegangan, dan hambatan pada rangkaian hambatan yang
tersusun secara seri ?
1.2 Tujuan
Mempelajari
hubungan kuat arus, tegangan maupun hambatan total pada rangkaian hambatan yang
tersusun secara seri.
1.3 Definisi
Istilah
·
Ampeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur arus.
·
Voltmeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur beda potensial antara dua titik.
·
kuat arus
litrik adalah jumlah muatan listrik yang melewati suatu kawat penghantar
(konduktor), setiap waktu
·
Hambatan listrik adalah
perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya
resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
·
Tegangan listrik
(kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua
titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt.
·
Intensitas arus listrik adalah muatan
listrik yang lewat persatuan waktu melalui suatu penampang daerah di mana
muatan mengalir.
·
Amperemeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur arus.
·
Rangkaian seri adalah suatu penyusunan
komponen-komponen di mana semua arus mengalir melewati komponen-komponen
tersebut secara berurutan.
·
Voltmeter adalah alat yang dignakan
untuk mengukur beda potensial antara dua titik.
·
Hambatan total adalah jumlah dari
keseluruhan hambatan.
1.4 Hipotesis
Kuat arus,
tegangan, dan hambatan total pada rangkaian seri saling berhubungan dalam menentukan
nilainya.
1.6
Tinjauan pustaka
Ketika
dua atau lebih resistor dihubungkan dari ujung ke ujung seperti pada gambar
berikut dikatakan mereka dihubungkan secara seri.
Gambar a.
Resistor-resistor
tersebut bisa merupakan resistor biasa, atau dapat berupa bola lampu, elemen
pemanas, atau alat penghambat lainnya. Muatan yang melalui R1 pada
gambar diatas juga akan melewati R2 dan kemudian R3.
Dengan demikian arus I yang sama melewati resistor (Jika tidak, hal
ini berarti bahwa muatan terakumulasi pada beberapa titik rangkaian, yang tidak
terjadi dalam keadaan stabil).
Yang
dimaksud rangkaian seri adalah suatu
penyusunan komponen-komponen di
mana semua arus mengalir melewati komponen-komponen tersebut secara
berurutan. Rangkaian paralel
adalah suatu penyusunan komponen-komponen di
mana arus terbagi
untuk melewati komponen-komponen secara serentak. Sakeler
adalah peranti, biasanya mekanis, yang digunakan untuk menyambung atau memutus
rangkaian.
(Stockley,2007: 64)
Ketika dua atau lebih resisitor dihubungkan dari
ujung ke ujung seperti pada gambar berikut
Dikatakan mereka
dihubungkan secara seri. Resistor-resistor tersebut bisa merupakan resistor
biasa, atau dapat berupa bola lampu, elemen pemanas, atau alat penghambat
lainnya. Muatan yang melalui R1 pada gambar diatas juga akan
melewati R2 dan kemudian R3. Dengan demikian arus I yang sama melewati resistor (Jika tidak, hal
ini berarti bahwa muatan terakumulasi pada beberapa titik rangkaian, yang tidak
terjadi dalam keadaan stabil).
Hambatan pengganti
untuk rangkaian seri adalah :
Rek
= R1 + R2 + R3
(Giancoli, 2001 : 95-97)
Hambatan adalah
kemampuan benda untuk menahan aliran arus. Nilainya bergantung pada hambat
jenis bahan penyusun benda, bentuk dan ukuran benda. Satuan hambatan adalah ohm (Ω).
Resistor
adalah alat yang mempunyai nilai hambatan tertentu. Tahanan dapat mempunyai nilai kurang dari 1 ohm sampai
jutaan ohm. Jenis yang paling umum adalah tahanan karbon.
(Stockley,2007:
62)
Dua atau lebih resistor
yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang sama harus mengalir
melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung secara seri. Karena
muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan,
jika suatu muatan ∆Q mengalirke R1 selama interval waktu tertentu,
sejumlah muatan ∆Q harus mengalir keluar R2 selama interval yang
sama. Kedua resistor haruslah membawa arus I yang sama. Resistansi ekivalen
untuk resistor yang tersusun seri adalah penjumlahan resistansi awal. Ketika
terdapat lebih dari dua resistor yang disusun secara seri, resistansi
ekivalennya adalah
(Tipler, 1998: 154-155)
Dalam banyak pemakaian, kita jumpai
sumber tegangan, dan beberapa buah resistor yang dihubungkan dengan cara
tertentu. Rangkaian seperti ini dikatakan membentuk suatu jaringan. Jaringan paling sederhana, yaitu sumber tegangan dan
sebuah resistor yang dihubungkan berturutan.
Gambar (a)
|
Dalam gambar diatas, ketiga hambatan
membentuk rangkaian seri. Tiap muatan yang sampai di R1, akan
melalui R2 dan R3 juga, hingga arus yang melalui R1,
R2, R3 haruslah sama.
Hambatan
adalah kemampuan benda untuk menahan aliran arus. Nilainya bergantung pada
hambat jenis bahan penyusun benda, bentuk dan ukuran benda. Satuan hambatan adalah ohm (Ω).
Resistor
dengan daya maksimum ½ watt lebih kecil ukuran fisiknya dibanding dengan
resistor 5 watt untuk harga hambatan yang sama. Sekarang jika kita ingin
mengganti rangkaian seri pada gambar (a) dengan satu reistor tanpa merubah
keadaan, yaitu dengan arus dan tegangan yang sama, berapakah harga hambatan
resistor ini? Hambatan ini disebut hambatan
ekivalen atau hambatan pengganti.
Arus yang melalui R1, R2, R3 sama, yaitu i, sedang
Jadi
Hambatan ekivalen R harus memenuhi
Sehingga hambatan ekivalen untuk rangkaian seri pada
gambar (a) ialah
(Sutrisno,1979:67-70)
Resistor
terdapat dalam semua jenis rangkaian. Rangkaian tersebut serng kali memiliki
beberapa resistor, sehingga wajar untuk meninjau gabungan resistor. Bila
beberapa elemen rangkaian disambungkan dalam barisan dengan hanya sebuah
lintasan arus tunggal diantara titik-tik itu, kita mengatakannya bahwa
elemen-elemen rangkaian itu disambungkan seri. Untuk setiap resistor yang
mneyediakan sebuah lintasan alternatif diantara-titik-titik itu elemen-elemen
rangkaian itu disambung paralel, selisih potensial adalah sama melalui setiap
elemen.
Untuk
sembarang gabungan resistor kita selalu dapat mencari sebuah resistor tunggal
yang dapat menggantikan gabungan itu dan menghasilkan arus total dan selisih
potensial yang sama. Hambatan tunggal dari resistor ini dinamakan hambatan
ekuivalen (equivalent resistance) dari gabungan itu.
Hambatan
ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan jumlah
hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar daripada
setiap hambatan individu. Jika resistor-resistor itu paralel, untuk sebarang
banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen sama dengan jumlah
kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu
selalu lebih kecil daripada hambatan individu. Untuk kasus khusus dua resistor
paralel,
(Hugh
D Young dan Roger A Freedman, 2004: 257-259).
Resistor terdapat dalam semua jenis
rangkaian. Rangkaian tersebut seringkali memiliki beberapa resistor. Sebuah
contoh sederhana adalah serentetan bola lampu
yang digunakan untuk dekorasi liburan, dengan setiap bola bertindak
sebagai resistor. Bila beberapa elemen rangkaian disambung dalam berisan dengan
hanya sebuah sebuah lintasan arus tunggal diantara titik-titik itu, kita
mengatakan bahwa elemen-elemen rangkaian itu disambung seri. Setiap resistor
menyediakan sebuah lintasan alternatif diantara titik-titik untuk elemen-elemen
rangkaian yang disambung paralel.
Untuk sembarang Arus dapat dideteksi dengan menempatkan
magnet yang digantung dekat kawat berarus dan mengamati penyimpangan kawat
tersebut. Gagasan ini dapat dikembangkan untuk menghasilkan alat (meteran) yang
dapat menunjukkan penyimpangan pada skala sesuai dengan kekuatan arusnya. Alat
pengukur arus pada dapat diubah untuk mengukur beda potensial kemudian.
Ammeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur arus. Termasuk dalam jenis galvanometer kumparan bergerak, yang
dirancang sedemikian sehingga arus tertentu yang menghasilkan penyimpangan skala
penuh, yaitu penunjuk skala bergerak ke posisi maksimum. Untuk mengukur arus
yang lebih tinggi, sebuah shunt ditambahkan, arus yang lebih besar akan
menghasilkan penyimpangan skala penuh pada skala yang baru.
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur beda potensial antara dua titik. Merupakan sebuah galvanometer antara
dua titik tersebut yang memiliki hambatan tinggi yang disusun seri. Beda
potensial tertentu akan menghasilkan arus untuk penyimpangan skala penuh. Untuk
mengukur beda potensial yang lebih tinggi, multiplier harus ditambahkan.
(Stockley,2007:
77)
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan
Bahan
·
Meter Dasar
90/Basicmeter (2)
·
Kabel Penghubung
Merah (3)
·
Kabel Penghubung
Hitam (3)
·
Jembatan
Penghubung (7)
·
Papan Rangkaian
(1)
·
Hambatan Tetap
47 Ω (1)
·
Hambatab Tetap
100 Ω (1)
·
Catu Daya (1)
·
Saklar Satu
Kutub (1)
2.2 Langkah
Kerja
a.
Catu daya
dihidupkan dan salar satu kutub ditutup.
b.
Skala pada alat
ukur voltmeter dan amperemeter dibaca, kemudian hasilnya (V1 dan I1)
dicatat pada tabel hasil pengamatan.
c.
Saklar dibuka,
kemudian voltmeter dipindahkan.
d.
Tempat jembatan
penghubung ditukar dengan amperemeter, kemudian saklar ditutup.
e.
Skala pada alat ukur
voltmeter dan amperemeter dibaca, kemudian hasilnya (V2 dan I2)
dicatat pada tabel hasil pengamatan.
f.
Saklar dibuka,
kemudian voltmeter dipindahkan lagi.
g.
Tempat jembatan
penghubung ditukar didekat R2 dengan amperemeter, kemudian saklar
ditutup.
h.
Skala pada alat
ukur voltmeter dan amperemeter dibaca, kemudian hasilnya (Vtot dan Itot)
dicatat pada tabel hasil pengamatan.
i.
Langkah a-h
diulang dengan sumber tegangan yang berbeda, kemudian hasilnya dicatat pada
tabel hasil pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data
V sumber
|
V1
|
V2
|
Vtot
|
V1+V2
|
I1 (A)
|
i2 (A)
|
Itot
|
R1
|
R2
|
Rtot
|
R1+R2
|
3 V
|
0,4 v
|
0,8 v
|
1,2 v
|
1,2 V
|
10 m A
|
10 mA
|
10 mA
|
4x10-5 Ω
|
8x10-5 Ω
|
0,12x 10 -3
Ω
|
0,12x 10 -3
Ω
|
3.2 Perhitungan
Untuk tegangan
sumber 3 V
v V1 =
=0,4 volt
v V2 =
X10= 0,8 Volt
v V1 + V2 = 0,4 V + 0,8 V
= 1,2 V
v I1 =
v I2 =
=10mA
v R1= V1 : I1
= 0,4 V : 0,01 A
= 40 Ω
v R2= V2 : I2
= 0,8 V : 0,01 A
= 80 Ω
v Rtot = Vtot : Itot
= 1,2 V : 0,01 A
= 120 Ω
v R1 + R2
= 40 Ω + 80 Ω
= 120 Ω
3.3 Pembahasan
Percobaan mengenai
rangkaian yang disusun seri ini bertujuan untuk mempelajari hubungan kuat arus,
tegangan maupun hambatan total pada rangkaian yang disusun secara seri
tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan kali ini.
Percobaan ini tidak
terlepas dari hukum ohm. Semakin besar tegangan semakin besar arus yang masuk.
(sebanding). hukum ohm ini dapat ditulis secara matematis yaitu:
V = I R
|
langkah pertama yang dilakukan tentunya
menyusun atau merangkai alat-alat. Alat-alat tesebut disusun secara seri sesuai
tujuan percobaan. Selanjutnya adalah dengan menghidupkan catu daya. Tegangan
sumber yang digunakan hanya sebatas 3 volt saja. Catu daya tersebut dihubungkan ke rangkaian tersebut melalui kabel
penghubung kemudian dihidupkan
dan saklar di tutup maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan pada hambatan
R1. Besarnya tegangan dan kuat arus dapat
dilihat dari angka yang ditunjukkan oleh Voltmeter dan Amperemeter. untuk tegangan pertama yang diperoleh
yaitu sebesar 0,4 volt dan untuk kuat arusnya adalah 10 mA. Perlu diingat bahwa
besarnya arus yang mengalir di setiap rangkaian adalah sama. Jadi kuat arus
yang dihasilkan ini sama dengan kuat arus sumber pada ampermeter. Sedangkan untuk hambatan R2 tempat jembatan
penghubung ditukarkan pada ampermeter maka didapatkan nilai kuat arus dan
tegangan.
Tegangan kedua yang diperoleh yaitu sebesar 0,8 volt. Untuk kuat arusnya
sendiri adalah sama.
Dari hasil percobaan yang dilakukandapat dilihat bahwa pada rangkaian
seri besar Vtot = V1 + V2. Besarnya nilai
tegangan total tersebut , besarnya sama dengan jumlah tegangan pertama dan
kedua. Hal ini dapat dilihat pada data hasil percobaan. data yang tercantum
dalam tebel Vtot sama dengan data yang tercantum dalam tabel V1+V2.
Untuk
kuat arusnya sendiri perlu diketahui bahwa kuat arus yang mengalir pada setiap
rangkaian besarnya adalah sama. Pada rangkaian hambatan seri, besar kuat arus
yang mengalir adalah Itot = I1 = I2 . Hal ini
disebabkan karena arus yang mengalir dalam rangkaian seri konstan. Dari percobaan
terlihat bahwa pada saat amperemeter dipindahkan dari titik satu ke titik lain,
besarnya arus yang terbaca nilainya adalah sama yaitu sebesar 10mA.
Nilai
hambatan yang dihasilkan dari percobaan diperoleh dari besarnya tegangan yang
dihasilkan dibagi dengan nilai kuat arus. Karena ini terdiri dari dua hambatan
(R) maka hambatan total yang bekerja dalam sauatu rangkaian hmbatan seri adalah
sebesar: Rtot = R1+R2+....Rn. dari hasil
percobaan, hambatan totalnya yaitu 0,12x 10
-3 Ω.
Untuk tegangan totalnya adalah umlah tegangan pertama dan
kedua. Namun tegangan totalnya tersebut langsung bisa diperoleh dengan
menghubugkan kabel dari voltmeter pada titik ujung pada rangkaian. Besarnya
adalah sama dengan umlah kedua tegangan yaitu sebesar 1,2 volt. Sehingga dapat
dirumuskan :
Vtot
= V1 + V2 ...
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil
percobaan tersebut dapat diketahui bahwa hubungan untuk kuat arus, tegangan dan
hambatan secara umum digambarkan dengan persamaan Ohm pada rangkaian seri dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Vtot =
V1 + V2 +......
2. Itot = I1 = I2 = In
3. Rtot =
R1 + R2 +.......
Dari ketiganya dapat dirumuskan :
V
= I R
4.2 Saran
·
Hendaknya
praikan paham mengenai percobaan yang telah dilakukan ini.
·
Seharusnya
pratikan diharapkan untuk lebih mempelajari materi dalam praktikum.
·
Pratikan
diharapkan untuk lebih cekatan dalam bertindak atau tidak mudah bingung.
·
Sebaiknya alat
pendukung proses pratikum diharapkan
dalam kondisi yang baik atau tidak rusak, sehingga pratikum dapat berjalan
dengan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Giancoli,
douglas C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Stockley, Corinne dkk. 2007. Kamus Fisika bergambar. Jakarta :
Erlangga
Sutrisno. 1979. Fisika
dasar seri listrik magnet dan termofisika listrik. Bandung: ITB
Tipler, Paul A. 1998. Fisika
Untuk Sains dan teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Young dan Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi 10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar