Jumat, 08 Juni 2012

ARTIKEL-RAHDY


Oleh rahdi
Bengkulu, 3 Juni 2012

Hubungan jarak benda, jarak bayangan, dan jarak titik api pada lensa konvergen
Abstrak
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak titik api  pada lensa konvergen. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan studi kualitatif  dan eksperimen. Eksperimen ini dilakukan lima kali pengulangan dengan titik jarak  benda yang berbeda. Teknik pembahasan menggunakan kajian teori dan perhitungan. Hasil percobaan menunjukkan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan berbanding terbalik. Dan keduanya berbanding lurus dengan jarak titik api. Kesimpulan hasil percobaan adalah Hubungan antara letak benda, letak bayangan, dan jarak fokus dapat ditulis dalam persamaan lensa 1/s + 1/s’= 1/f  yang merupakan rumus Gauss. Jika jarak fokus dibuat tetap, sedangkan jarak benda diperbesar akan menghasilkan jarak bayangan yang diperkecil. Saran dalam laporan ini adalah Diharapkan keseriusan dan ketelitian pratikan, agar percobaan tidak mengalami kesalahan, Perlu kerja sama yang baik antara pratikan dengan asisten dosen maupun  dosen, dan hendaknya praktikan berhati-hati dalam melakukan pengukuran.

Pendahuluan
            Alat optik merupakan alat yang sering digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kacamata, kamera, lup, teleskop, mikroskop, dan lain-lain. Semua alat optik tersebut tidak terlepas dari jarak benda(s), jarak bayangan(s’), dan jarak titik api(f). oleh karena itu perlu kita ketahui bagaimana hubungan dari ketiga jarak tersebut untuk mendapatkan hasil pengamatan yang bagus dan akurat. Sering kita lihat, penggunaan serta pemakaian alat-alat optik seperti lensa tidak sesuai dengan konsep dan cara kerja untuk mendapatkan kinerja yang bagus. Untuk itu, melalui artikel ini kita diharapkan mengetahui kinerja dan bagaimana hasil yang didapatkan dari hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak titik api.
Kajian pustaka
Menurut Sutrisno(1984:131) dalam bukunya menjelaskan bahwa Lensa adalah system optik yang dibatasi oleh dua permukaan bias yang mempunyai sumbu bersama. Titik pada sumbu lensa tempat dipusatkannya cahaya yang sejajar sumbu, ialah titik fokus lensa, F. Sedang jarak dari fokus ke pusat lensa disebut jarak fokus atau panjang fokus.
Jika berkas-berkas paralel dengan sumbu jatuh pada lensa tipis, mereka akan difokuskan pada satu titik yang disebut titik fokus, F. Hal ini tidak tepat benar untuk lensa dengan permukaan sferis. Tetapi akan tidak benar yaitu jika, berkas-berkas paralel akan difokuskan pada satu bagian kecil yang hampir berupa titik jika diameter lesa kecil dibandingkan dengan radius kelengkungan kedua permukaan lensa. Kriteria ini dipenuhi oleh lensa tipis.. ( Giancoli, 2001: 263 – 266 ). Lensa  cembung  adalah  lensa  yang  bagian  tengahnya  lebih tebaldaripada  bagian  pinggirnya.  Lensa  cembung  juga  terdiri  dari  tiga macam  bentuk  yaitu  lensa  bikonveks  (cembung  rangkap),  lensa plankonveks cembung  datar),  dan  lensa  konkaf  konveks  (cembung cekung).  Lensa  cembung  disebut juga  lensa  positif.  Lensa  cembung memiliki  sifat  dapat  mengumpulkan cahaya (konvergen).  Apabila  ada seberkas  cahaya  sejajar  sumbu  utama mengenai  permukaan  lensa,  maka berkas  cahaya  tersebut  akan  dibiaskan melalui  satu  titik.  Titik  dimana cahaya mengumpul disebut titik fokus.
Ketiga  sinar  istimewa  pada  lensa  cembung  adalah  sebagai  berikut  :
1.  Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus.
 2.  Sinar  dating melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
3.  Sinar  dating  melalui  titik  pusat  lensa  diteruskan  tanpa  mengalami pembiasan. (Budi, 2004 : 131-132)

Pembahasan
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara jarak benda(s), jarak benda(s’), dan jarak titik api(f), penulis menjelaskan dengan menampilkan tabel untuk mempermudah pemahaman tentang pokok bahasan yang dikaji.

Tabel 1.1
No.
S(cm)
1/S
S’(cm)
1/S’
1/S+1/S’
1/f
1
30
1/30
63
1/63
0,0488
0.0488
2
35
1/35
47
1/47
0,0492
0.0492
3
40
1/40
41
1/41
0,049
0.049
4
45
1/45
36
1/36
0,049
0.049
5
50
1/50
33
1/33
0,0503
0.0503

Dari tabel di atas dapat diketahui pada Percobaan pertama untuk menentukan jarak bayangan, lensa f=200 mm diletakkan sejauh 30 cm yang merupakan jarak benda (s) dan di dapatkan jarak bayangan 63 cm. yang kedua yaitu lensa f=200 cm diletakkan sejauh 35 cm dari benda(diafragma) dan jarak bayangan(s’) yang diperoleh sejauh 47 cm. kemudian lensa diletakkan sejauh 40 cm sebagai s dan jarak bayangan yang diperoleh yaitu 41 cm. untuk jarak benda ke lensa yang diletakkan sejauh 45 cm diperoleh jarak bayangan sejauh 36 cm. dan terakhir lensa diletakkan sejauh 50 cm dari benda dan jarak bayangan yang diperoleh yaitu sejauh 33 cm. mengukur jarak bayangan itu sendiri yaitu dengan menggeser-geser layar sampai kemudian bayangan tampak jelas pada layar.
Dari data yang diperoleh dari pengukuran jarak benda dan jarak bayangan tersebut maka dapat ditentukan jarak focus yaitu dengan menggunakan rumus gauss, 1/s + 1/s’ = 1/f.
1.      Pada jarak benda 30 cm dan jarak bayangan 63 cm, jarak fokusnya sebesar 20,49 cm.
2.      Pada jarak benda 35 cm dan jarak bayangan 47 cm, jarak fokusnya sebesar 20,33 cm.
3.      Pada jarak benda 40 cm dan jarak bayangan 41 cm, jarak fokusnya sebesar 20,41 cm.
4.      Pada jarak benda 45 cm dan jarak bayangan 36 cm, jarak fokusnya sebesar 20,41 cm.
5.      Pada jarak benda 50 cm dan jarak bayangan 33 cm, jarak fokusnya sebesar 19,88 cm.

Dari data yang diperoleh tersebut dapat diketahui hubungan antara jarak benda(s), jarak bayangan(s’), dan jarak titik api(f). untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table sebagai berikut.
Hubungan antara jarak benda(s), jarak bayangan(s’), dan jarak titik fokus.
Tabel 1.2
No.
s (cm)
S’ (cm)
f (cm)
1.
30
63
20,49
2.
35
47
20,33
3.
40
41
20,41
4.
45
36
20,41
5.
50
33
19.,88

Dari table diatas dapat kita lihat bahwa hubungan antara jarak benda(s) dan jarak bayangan(s’) berbanding terbalik artinya bahwa semakin besar atau semakin jauh jarak benda maka semakin kecil jarak bayangannya. Dan dari hubungan jarak benda(s), jarak bayangan(s’), dan jarak fokus(f) dirumuskan dengan persamaan gauss yaitu :
1/s + 1/s’ = 1/f
dari persamaan diatas bahwa jarak benda dan jarak bayangan berbanding lurus dengan jrak fokus.
Untuk sifat bayangan dari setiap jarak benda yang ditentukan adalah sebagai berikut berikut :
1.      S = 30cm, sifatnya: Nyata, Terbalik, Diperbesar
2.      S = 35cm, sifatnya: Nyata, Terbalik, Diperbesar
3.      S = 40cm, sifatnya: Nyata, Terbalik, Diperbesar
4.      S = 45cm, sifatnya: Nyata, Terbalik, Diperbesar
5.      S = 50cm, sifatnya: Nyata, Terbalik, Diperkecil

Kesimpulan
Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak titik api (f). Dapat dihubungkan melalui persamaan Gauss yaitu 1/s + 1/s’ = 1/f. artinya bahwa Semakin besar nilai jarak benda (s) maka nilai jarak bayangan (s’) yang didapat akan semakin kecil.

Referensi
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Prasodjo, Budi. 2004. Teori dan Aplikasi Fisika. Bogor : Yudistira
Sutrisno. 1984. Fisika dasar seri Gelombang dan optik. Bandung: ITB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar