Jumat, 08 Juni 2012

HUKUM OHM


LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
”HUKUM OHM”


images

OLEH:
NAMA                                   : RAHDI
NPM                                      : A1E011025
SEMESTER                         : IIA
KELOMPOK                      : I(SATU)
TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS,26 April 2012
ASISTEN DOSEN            : LUDI ENDANO (A1E009075)




UNIB
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
LABORATORIUM PENGAJARAN FISIKA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
            Dalamkehidupansehari-haritentunyakitaberhubungandenganlistrik.Di  rumahkita, rata-rata perabotanrumahtanggamembutuhkanlistrik. hal yang seringkitalihatadalahlampulistrikdengantegangan 220 volt setiaprumah. Lampu yang menerangirumahkitamerupakancontohadanyaaruslistrik yang mengalirpadahambatandengantegangan yang teraturdari PLN. Contohlainnyaadalaharuslistrik yang mengalirdalambatresenter.Lampusentertersebutbisahidupkarenaadanyaaruslistrik yang mengalirmelewatihambatan.Dari semuacontohini, kitaperlumengetahuibagaimanahubunganantarategangandanaruslistrik yang mengalirpadahambatantersebut. Hal inijugamempelajarihkum ohm yang akan kami lakukanpercobaanmengenaihaltersebut. Makadariitudalampratikum kali ini kami melakukanpercobaanuntukmencarihubunganantarategangandanaruslistrik.

1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah hambatan?
1.3.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah hambatan.

1.4.Definisi Istilah
Arus                : lajupengangkutanmuatanmelaluipermukaantertentudarisystemhantar
Beda Potensial:energipotensialpersatuanmuatan
Hukum ohm:besar arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan tegangan.
Resistor: alat yang mempunyai nilai hambatan tertentu.
Hambatan: kemampuan benda untuk menahan aliran arus.

1.5.Hipotesis
Ada hubunganantarategangandankuatarus yang mengalirdalamsebuahhambatan.

1.6.Tinjauan  Pustaka
         Hambatan adalah kemampuan benda untuk menahan aliran arus. Nilainya bergantung pada hambat jenis bahan penyusun benda, bentuk dan ukuran benda. Satuan hambatan adalah ohm (Ω).
         Resistor adalah alat yang mempunyai nilai hambatan tertentu. Tahanan dapat mempunyai nilai kurang dari 1 ohm sampai jutaan ohm. Jenis yang paling umum adalah tahanan karbon.
Dalam banyak pemakaian, kita jumpai sumber tegangan, dan beberapa buah resistor yang dihubungkan dengan cara tertentu. Rangkaian seperti ini dikatakan membentuk suatu jaringan. Jaringan paling sederhana, yaitu sumber tegangan dan sebuah resistor yang dihubungkan berturutan.
                  Kebanyakan rangkaian listrik tidaklah hanya terdiri dari beberapa sumber tegangan dan resistor yang dihubungkan seri. Dalam praktek, hubungan antara beberapa komponen listrik seringkali komplek.

Hambatan resistor dibagi menjadi 2 yaitu  hambatan ekivalen atau hambatan pengganti.

Arus yang melalui R1, R2, R3  sama, yaitu i, sedang
Jadi    
Hambatan ekivalen R harus memenuhi
Harga hambatan ekivalen memenuhi hubungan
  .

(Sutrisno,1979:67-70)

                  Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. Geaorge Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya:
                                                  
                  Tepatnya beras aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kita kemudian mendifinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan kesebandingan diatas, kita dapatkan
                                                  
Dimana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya. Hubungan ini sering ditulis:     
                                                         V = I R             
        

                  Dan dikenal sebagai hukum Ohm. Banyak fisikawan yang akan mengatakan bahwa ini bukan merupakan hukum, tetapi lebih berupa definisi hambatan. Jika kita ingin menyebut sesuatu sebagai hukum Ohm, hal tersebut akan berupa pernyataan bahwa arus yang melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan yang diberikan, . Sehingga, R konstan, tidak bergantung pada V, untuk konduktor logam. Tetapi hubungan ini tidak berlaku umum untuk bahan dan alat lain seperti dioda, tabung hampa udara, transistor, dan sebagainya.


Dengan demikian ”hukum Ohm” bukan merupakan hukum dasar, tetapi lebih berupa deskripsi mengenai kelas bahan (konduktor logam) tertentu.
                  Resistor digunakan untuk mengendalikan besar arus. Resistor mempunyai hambatan mulai kurang dari satu ohm sampai jutaan ohm. Ketika kita menggambar rangkaian, kita nyatakan hambatan dengan simbol
     
(Giancolli, 2001: 67-69)
                       
Resistor
 
                     Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang sama harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung secara seri. Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan, jika suatu muatan ∆Q mengalirke R1 selama interval waktu tertentu, sejumlah muatan ∆Q harus mengalir keluar R2 selama interval yang sama. Kedua resistor haruslah membawa arus I yang sama. Resistansi ekivalen untuk resistor yang tersusun seri adalah penjumlahan resistansi awal. Ketika terdapat lebih dari dua resistor yang disusun secara seri, resistansi ekivalennya adalah
                           
                           
                         Dua resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga beda potensial yang sama antara keduanya yang dikatakan bahwa mereka dihubungkan secara paralel. Catat bahwa resistor-resistor dihubungkan pada kedua ujungnya dengan sebuah kawat. Resitansi ekivalen dari kombinasi resistor paralel didefinisikan sebagai resistensi Req tersebut, dimana arus total I menghasilkan tegangan jatuh V. Resistansi ekivalen untuk beberapa kombinasi resistor paralel dapat ditulis menjadi



 
 



(Tipler, 1998: 154-155)















BAB II
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.2 Langkah Kerja
2.3 Gambar Percobaan




















BAB III
HASIL DAN PEM BAHASAN

3.1 Data

N0.
V (Volt)
V (Volt)
Kuat Arus
V/I
Percobaan
Sumber
Terbaca
A

1
3 Volt
2,8 Volt
2 mA
140
2
6 Volt
5,6 Volt
4 mA
140
3
9 Volt
8,2 Volt
5 mA
136,667
4
12 Volt
11,2 Volt
6 mA
140


3.2 Perhitungan

Pada percobaan hukum ohm dilakukan percobaan dengan menggunakan 3 sumber tegangan yang berbeda yaitu 3 V, 6V, 9 V dan 12 V. Dari masing-masing tegangan telah dilakukan percobaan dan diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk mempelajari hubungan kuat arus, tegangan dan hambatan total pada rangkaian hambatan yang tersusun.
Persamaanumumdarilistriksederhanayaitu V = I. R atau R = V/I. Dari rangkaianpercobaandidapathasilperhitunganuntukhambatan yang adapadarangkaianlistrikyaitu:
 Adapun perhitungan datanya antara lain adalah sebagai berikut:

           
3.2.1 PercobaanPertama
            Diketahuimelalui basic mater:  besar V1 = 3 Volt dan I1 = 20 mA
            Yang ditanyakan: besarhambatan (I)1
            Penyelesaian    :
                                    V1 = I1.R1
                                    R1 = V1/I1
                                    R1 = 2,8 V/20x10-3 A
                                    R1 = 140 Ω
3.2.2PercobaanKe-dua
            Diketahuimelalui basic mater:  besar V2 = 5.6 Volt dan I2 = 40 mA
            Yang ditanyakan: besarhambatan (I)2
            Penyelesaian    :
                                    V2 = I2.R2
                                    R2 = V2/I2
                                    R1 = 5.6 V/40x10-3 A
                                    R1 = 140 Ω
3.2.3PercobaanKe-Tiga
            Diketahuimelalui basic mater:  besar V3 = 8,2 Volt dan I3 = 60 mA
            Yang ditanyakan: besarhambatan (I)3
            Penyelesaian    :
                                    V3 = I3.R1
                                    R3 = V3/I3
                                    R3 = 8,2 V/60x10-3 A
                                    R3 = 136,67 Ω
3.2.4PercobaanKe-Empat
Diketahuimelalui basic mater:  besar V4 = 11,2 Volt dan I4 = 80 mA
            Yang ditanyakan: besarhambatan (I)4
            Penyelesaian    :
                                    V4 = I4.R4
                                    R4 = V4/I4
                                    R4 = 11,2 V/80x10-3 A
                                    R1 = 140 Ω





3.3 Pembahasan
   Percobaan yang berjudul “hukum ohml” inidilakukandengantujuanuntukmempelajarihubungantegangan dan arus listrik. Percobaaninimayoritasbertumpu pada hukum ohmdenganhasileksperimennyayaituuntukkebanyakan material, arusdalamsuatusegmenkawatsebandingdenganbedapotensial yang melintasisegmen. Semakin besar tegangansemakin besar arus yang masuk. (sebanding). Hasileksperimennya yang dikenaldenganhukum ohm inidapatditulis secara matematisyaitu:

Text Box: V = I R                                                                                                                       


Dimana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya.
Dala pratikum ini alat yang digunakan Untukmendukungpercobaaninidigunakanbeberapaalatalatsepertiamperemeter dan voltmeter, hambatan tetap, potensiometer, catu daya,papan rangkaian.
Kemudian rangkai alat seperti pada gambar, setelah semua dirangkai dengan benar kemudian sabung catu daya pada sumber tegangan kemuian beri tegangan sesuai yang kita inginkan.Berdasarkan data yang diperolehterlihatadanyaperbedaan antara besar tegangandarisumberdengan besar teganganyang terbaca pada voltmeter.  Haltersebutdapatdisebabkanolehberbagaifaktor antara lain:
·         Kemungkinan yang pertama adalah faktor alat yang di gunakan tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. Hal ini bisa terjadi karena alat yang terpasang kurang pas dan bisa juga alat yang digunaan sudah pernah rusak
faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan di peroleh.
·         Kemungkinan yang kedua adalah Terjadinyakesalahanpengamatyaitukesalahan yang timbul pada waktupembacaanskala, mata pengamattidaktegaklurusdenganalatukur.

·         Kemungkinan yang ketiga adalah tegangan dari catu daya ke rangkaian melewati resitor kemungkinan hambatan terhambat pada resitor memiliki nilai toleransi 5% sehingga Untuk hambatan 100 Ω  berarti besar hambatan berkisar antara 95Ω-105Ω. Kemungkinan besar ini yang membuat perbedaan hasil yang didapat.  Tetapi pada kenyataannya, nilai hambatan yang diperoleh dari perhitungan memiliki besar diluar batas toleransi. Masalah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti halnya kesalahan pada pengukurang yang seperti kita tahu hampir tidak mungkin mendapatkan nilai yang sesungguhnya.
Penyebab lain dari masalah ini kemungkinan adalah resistivitas (ρ). Resistor untuk kegiatan laboratorium kebanyakan dibuat dengan melilitkan kawat halus disekeliling tabung isolasi untuk mendapatkan kawat panjang dalam ruang yang pendek. Seperti Karbon, yang memiliki relativitas tinggi, biasanya digunakan untuk resistor-resistor peralatan elektronik.
·      Kemungkinan yang ke empat Adanya getaran-getaran saat melakukan pratikum, misalnya tersenggolnya meja sebagai tumpuan rangkaian alat dengan pratikan.
·      Kemungkinan yang ke lima adalah Amperemeter juga bisa mempengaruhirangkaian, Amperemeterdigunakanuntukmengukurarus yang melaluirangkaian, iaharusdipasanglangsungkedalamrangkaian, tersusunseridenganelemen-elemenlain. Efeknyakeciljikahambatannyajauhlebihkeciljauhlebihkecildarihambatanrangkaian secara keseluruhan. Baikuntukvoltmetermaupunamperemeter, makinsensitifgalvanometermakinkecilefek yang ditimbulkannya.  
            Kemungkinan faktor diatas yang menyebabkan hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan.karena potensio meter dalam keadaan rusak maka kami memakai tegangan yang terdapat pada catu daya yaitu 3V, 6V, 9V dan 12V. Adapun tegangan yang terbaca pada voltmeter yang dipasang secara paralel pada rangkaian menunjukkan besarnya berturut-turut yaitu 2,8 V, 5,6 V,8,2 V dan 11,2 V. Sedangkan jarum yang terbaca pada amperemeter yang disusun secara seri pada rangkaian menunjukkan besar arus yang mengalir dalam rangkaian berturut-turut yaitu 2A, 4A, 6A, dan 8A.

V1 - V2 - V3 - V4 = 2,8 V- 5,6 V-8,2 V - 11,2 V
Atau Vn = Vn-1 + ˜ 2.8
I1 - I2 - I3 - I4 = 2 A - 4A - 6A - 8A
Atau In = In-1 + ˜ 2
Dari sini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan berkesinambungan antara tegangan yang diperbesar kedalam rangkaian dengan arus listrik yang mengalirinya, dimana keduanya dihubungkan dengan suatu nilai X yang membuat keduanya memiliki perbandingan yang tetap. Nilai X ini kemudian disebut hambatan yang pada akhirnya menuju pada suatu gagasan matematis  hukum ohm yang dapat dituliskan sebagai:
Text Box: V = I R 


Melalui perhitungan didapat:
R1 – R2  - R3 – R4 = 140 ῼ - 140 ῼ - 136,667 ῼ - 140 ῼ.




3.4 Grafik


BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Melui percobaan hukum ohm ini dapat disimpulkan bahwa bahwa terdapat hubungan berkesinambungan antara tegangan yang diperbesar kedalam rangkaian dengan arus listrik yang mengalirinya, dimana keduanya dihubungkan dengan suatu nilai X yang membuat keduanya memiliki perbandingan yang tetap. Nilai X ini kemudian disebut hambatan yang pada akhirnya menuju pada suatu gagasan matematis  hukum ohm yang dapat dituliskan sebagai:
Text Box: V = I R 




4.2 SARAN
·         Dalam laporan ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan dan diharapkan kepada ASISTEN DOSEN menunjukkan letak kesalahan tersebut,demi kesempurnaan laporan berikutnya.
·         ASISDOS hendaknya benar benar mengawasi pratian agar hasil yang didapat bisa sesuai dengan yang diharapkan.
·         Dalam melakukan percobaan pratikan harus teliti dalam membaca hasil karena hal tersebut bisa berakibat patal.
















                                                             





DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar